Biografi Entong Gendut dan Sejarahnya Melawan Belanda

Biografi Entong Gendut dan Sejarah Perjuangannya Melawan Belanda

Biografi Entong Gendut menjadi salah satu cerita penting dalam sejarah perjuangan rakyat Betawi melawan kolonialisme Belanda. Tokoh ini mungkin tidak sepopuler pahlawan nasional lain, namun kiprahnya dalam membela rakyat kecil dan menentang ketidakadilan di masa penjajahan patut kita angkat ke permukaan.

Entong Gendut dikenal sebagai sosok pejuang rakyat kecil yang menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan di Jakarta, terutama di wilayah Condet dan sekitarnya. Dengan keberanian dan tekad kuat, ia bangkit mewakili suara masyarakat akar rumput yang tertindas.

Sebagai tokoh lokal yang berani mengangkat senjata demi keadilan, Entong Gendut menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya dimiliki oleh kalangan elite atau militer terlatih, melainkan juga oleh rakyat biasa yang merasa harga dirinya diinjak.

  • Nama Lengkap: Entong bin Ali
  • Nama Populer: Entong Gendut
  • Tempat Lahir: Batuampar, Condet, Batavia (sekarang Jakarta Timur)
  • Tahun Lahir: Sekitar akhir abad ke-19
  • Agama: Islam
  • Kebangsaan: Indonesia
  • Profesi: Tokoh masyarakat, pemimpin perlawanan rakyat Betawi
  • Terkenal Sebagai: Pejuang lokal Betawi yang melawan kolonial Belanda
  • Wilayah Perlawanan: Condet, Cijantung, Pasar Rebo

Asal-Usul dan Latar Belakang

Nama asli Entong Gendut adalah Entong bin Ali. Ia lahir di kawasan Batuampar, Condet, wilayah yang sekarang masuk dalam Jakarta Timur. Meski tak banyak sumber resmi yang mencatat tanggal lahirnya secara pasti, Entong Gendut diperkirakan hidup pada penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20—masa ketika kekuasaan kolonial Belanda masih mencengkeram kuat wilayah Nusantara.

Entong berasal dari keluarga biasa. Ayahnya adalah seorang petani yang hidup sederhana di kampung. Entong sendiri tumbuh sebagai anak muda yang peka terhadap keadaan sosial, dan sejak muda sudah menunjukkan sifat keras terhadap ketidakadilan, terutama yang dilakukan oleh aparat kolonial terhadap warga pribumi.

Tubuhnya yang besar dan posturnya yang kuat membuatnya mendapat julukan “Entong Gendut”, sebuah nama yang kemudian melegenda sebagai simbol perlawanan lokal.

Awal Perlawanan yang Membara

Beragam ketidakadilan yang menimpa warga Betawi—mulai dari pungutan liar, kerja paksa, hingga pemaksaan penyerahan hasil bumi oleh pemerintah kolonial—menjadi pemicu utama tumbuhnya keresahan dan ketidakpuasan di tengah masyarakat. Entong Gendut melihat penderitaan itu setiap hari. Ia tak hanya diam.

Dalam banyak cerita turun-temurun, Entong terkenal sebagai tokoh yang sering membela warga kecil ketika berurusan dengan tuan tanah atau pejabat Belanda yang semena-mena. Keberaniannya membuat ia mulai mendapatkan penghormatan oleh warga, dan lambat laun ia memimpin kelompok kecil yang siap melakukan perlawanan jika ketidakadilan terjadi lagi.

Salah satu momen penting adalah ketika Entong melawan aparat Belanda karena warga kampungnya ditindas dalam sistem tanam paksa dan pajak tanah. Peristiwa itu memunculkan tindakan represif dari Belanda, yang membuat Entong harus bergerak secara gerilya.

Pertempuran Melawan Kolonial Belanda

Perlawanan Entong Gendut bukan sekadar aksi spontan. Ia dan pengikutnya mulai menyusun strategi gerilya. Mereka bergerak malam hari, menyerang pos penjagaan Belanda atau membebaskan tahanan warga yang tertangkap karena menolak bayar pajak.

Menurut beberapa catatan sejarah lokal, Entong dan pasukannya sempat membuat panik aparat kolonial karena kegesitan mereka. Gerakannya tersebar di wilayah Condet, Cijantung, dan Pasar Rebo. Meski perlengkapan terbatas, semangat juang Entong dan pendukungnya membuat mereka mampu bertahan cukup lama dari tekanan Belanda.

Dalam biografi Entong Gendut, kita perlu memahami bahwa perlawanan yang ia pimpin tidak terjadi secara instan. Situasi politik Hindia Belanda di awal 1900-an, terutama di daerah Batavia dan sekitarnya, sedang memanas. Pemerintah kolonial memberlakukan berbagai kebijakan eksploitatif, mulai dari pajak berlebihan, kerja paksa, hingga penindasan oleh tuan tanah Cina yang menjadi kaki tangan Belanda.

Sekitar tahun 1910–1915, Entong mulai memimpin perlawanan terbuka setelah melihat banyak warga Condet kehilangan tanah dan hak mereka. Ia tidak segan melawan dengan cara langsung, termasuk menyergap patroli Belanda dan membakar gudang pajak di daerah Cijantung.

Sayangnya, tahun 1916, ia tertangkap dan konon dibuang ke Boven Digoel, sebuah kamp tahanan politik di Papua yang digunakan oleh Belanda untuk mengasingkan tokoh-tokoh perlawanan, meski ada versi lain yang menyebut ia meninggal dalam pertempuran. Kisah heroiknya tetap hidup dalam memori kolektif warga Betawi.

Warisan Perjuangan dan Pengaruh

Biografi Entong Gendut tidak hanya mencatat sejarah perjuangan fisik, tetapi juga menggambarkan pentingnya kepemimpinan akar rumput yang berangkat dari kepedulian sosial. Ia menginspirasi banyak tokoh muda di masa itu untuk tidak tunduk terhadap penjajahan.

Salah satu tokoh yang menulis tentang Entong adalah Ridwan Saidi, budayawan Betawi, yang pernah menyebut Entong Gendut sebagai simbol perlawanan rakyat kecil terhadap imperialisme. Selain itu, beberapa catatan di buku sejarah lokal Jakarta menyebutkan perlawanan kecil di Condet pada awal abad ke-20 yang kemungkinan besar berkaitan dengan Entong.

Hari ini, nama Entong Gendut banyak dikenang di berbagai komunitas Betawi. Beberapa sekolah dan jalan di wilayah Condet mengabadikan namanya. Para seniman dan pelaku budaya pernah mengangkat kisah perjuangan Entong Gendut ke ranah budaya populer, melalui serial televisi dan pertunjukan drama panggung lokal.

Adaptasi ini menjadi simbol keberanian rakyat kecil dalam melawan ketidakadilan dan tekanan dari penguasa. Entong bukan bangsawan, bukan pejabat, bukan tentara. Tapi ia menunjukkan bahwa siapa pun bisa menjadi pejuang jika hatinya tergerak untuk membela yang benar.

Mengapa Entong Gendut Layak Diangkat sebagai Pahlawan?

Hingga kini, Entong Gendut belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional secara resmi. Namun, semangat perjuangannya mencerminkan semua nilai kepahlawanan: keberanian, keadilan, pengorbanan, dan keberpihakan kepada rakyat kecil.

Masyarakat Betawi, khususnya para budayawan, terus mendorong agar pemerintah mengakui peran penting Entong dalam sejarah perjuangan Indonesia. Masyarakat berharap kisah ini tetap hidup dan menjadi warisan sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda, bukan sekadar kenangan yang terlupakan.

Dengan mengenal biografi Entong Gendut, kita bisa menyaksikan perjuangan dari akar rumput—dari rakyat biasa di kampung—yang tak kalah bermakna dan berani dibanding tokoh-tokoh besar dalam sejarah bangsa.

Jejak Fisik dan Budaya Entong Gendut

Sayangnya, masyarakat belum menemukan makam resmi atau benda pusaka milik Entong Gendut. Meski begitu, warga dan komunitas lokal telah mengabadikan nama Entong dalam berbagai bentuk budaya populer dan sejarah lokal:

  • Jalan Entong Gendut di wilayah Kampung Batuampar
  • Festival budaya Betawi yang kadang menampilkan teater rakyat tentang Entong
  • Serial televisi populer “Si Entong” (RCTI) yang meskipun bernuansa komedi religius, mengambil inspirasi dari semangat dan nama sang pejuang.

Warga Condet juga pernah mengajukan proposal kepada pemerintah agar mereka mengangkat Entong Gendut sebagai pahlawan lokal resmi. Hingga kini, komunitas budaya masih terus menggulirkan perjuangan tersebut.

Biografi Entong Gendut adalah kisah nyata tentang keberanian, keadilan, dan perlawanan terhadap penindasan. Sosok ini menunjukkan bahwa perjuangan kemerdekaan bukan hanya milik tokoh besar, tapi juga orang biasa yang tidak takut memperjuangkan kebenaran.

Dalam sejarah masyarakat Betawi, Entong Gendut adalah lambang perlawanan rakyat. Namanya akan terus hidup sebagai teladan bagi generasi penerus.

Kategori:

Pos Berikutnya:

Bagaimana Pendapatmu:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait:

Nama Yahya Waloni cukup dikenal masyarakat Indonesia, terutama karena perjalanannya yang tak biasa dari seorang pemuka agama Kristen menjadi pendakwah Islam. Dia bukan hanya seorang....

Biografi Sayyid Jamaluddin al-Afghani merupakan kisah menarik tentang seorang pemikir Islam modern yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah kebangkitan umat Islam di abad ke-19. Ia....

Biografi Ibrahim Sjarief Assegaf – Salah satu tokoh penting dalam dunia hukum Indonesia yang dikenal karena keahliannya dalam bidang keuangan, dedikasinya pada reformasi hukum, serta....

Biografi Gus Alam kini menjadi sorotan publik setelah kepergiannya yang mengejutkan pada 6 Mei 2025 akibat kecelakaan di Tol Pemalang-Batang. Sosok yang memiliki nama lengkap....

Biografi dr Tirta menggambarkan perjalanan hidup seorang dokter muda Indonesia yang dikenal sebagai aktivis kesehatan, pengusaha sukses, dan influencer berpengaruh. Kali ini kita membahas dokter....

Biografi Datuk Tunggang Parangan adalah kisah yang sarat makna tentang perjalanan dakwah dan perjuangan seorang ulama legendaris dari Tanah Minangkabau. Ia dikenal sebagai tokoh yang....

TERBARU

KATEGORI

Join the Newsletter !